(Tulungagung) PCNU Tulungagung pada Ahad Wage, 23 Juli 2017 menggelar acara Halal Bihalal dan Pembukaan Majlis Silaturahim Nahdliyin Tulungagung. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula PCNU Tulungagung ini menjadi agak Istimewa karena dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Syaifullah Yusuf.
Dihadapan para masyayikh dan pengurus NU yang tidak kurang dari 1000 orang, Cucu pendiri NU Almaghfurlah Al’Alim Al’Alamah Mbah. KH. Bisri Syansuri Denanyar Jombang itu dalam sambutannya menyampaikan enam pesan penting.
Pertama, Halal bihalal itu warisan guru dan sesepuh kita, moment Halal Bihalal ini di awali oleh bung karno ketika menghadapi situasi politik negara yang sedang tidak kondusif, terjadi silang pendapat antar kekuatan pokitik, dan seterusnya, akhirnya bung karno minta saran mbah kyai wahab. Akhirnya ditemukanlah pola guna menyatukan perbedaan tersebut, yakni dengan halal bihalal. Halal Bihalal adalah bahasa indonesia yang diarabkan. Istilah Halal Bihalal ini di arab tidak ada… banyak istilah indonesia yang diarabkan, dan ini adalah warisan ulama indonesia, guru dan sesepuh kita. Manfaat Halal Bihalal bisa menyelesaikan konflik, mendamaikan permusuhan dan eruh-eruh podo rukun.
Kedua, Sebelum NU lahir, para kyai mendirikan nahdlatul wathon dulu, gerakan cinta tanah air, cinta tanah air itu penting. Makanya para kyai punya motto hubbul wathon minal iman… ada sebagian yang mengatakan ini sebuah hadits, padahal ini motto yang dirumuskan para ulama NU. Jadi hingga sekarang soal cinta tanah air, komitmen para kyai sudah tidak perlu diragukan lagi, sak durunge diperintah mesti wis budal disek.
Ketiga, Kemudian Sebelum NU didirikan para kyai juga mendirikan taswirul afkar… tafsir saya dalam hal ini kita ini oleh para kyai diajak agar menjadi orang pinter… cinta tanah air saja tidak cukup jika tidak punya ilmu, sehingga betapa pentingnya ilmu. makanya para kyai sejak dulu mendirikan madrasah, mendirikan pondok pesantren.
Keempat, Kemudian, langkah berikutnya adalah mendirikan Nahdlatut Tujjar, ini sebetulnya maknanya bukan kebangkitan pedagang, tetapi dalam zaman sekarang kira-kira ya kebangkitan ekonomi rakyat lah. Jadi, kita diajarkan yo cinta tanah, yo pinter, yo sugeh… dan tentu yang dekat dengan gusti allah, supaya hidup kita barokah. Saat ini, agenda penting yang perlu dikembangkan adalah mengembangkan ekonomi ummat, oleh karenanya NU harus bersinergi dengan pemerintah guna mengembangkan ekonomi umat.
Kelima, Para Kyai NU menolak Full Day School, karena para kyai sangat khawtir dengan diterapkannya Full Day School akan membunuh keberadaan lembaga pendidikan madrasah diniyah. Padahal lembaga ini sudah ada jauh sebelum republik ini lahir. Makanya untuk mengimbangi itu kita perlu membuat langkah, contohnya seperti yang terjadi di pasuruan, ada perda wajib madrasah diniyah, perda ini butuh perjuangan para kyai dan warga NU. Semoga Tulungagung bisa segera membuat perda ini.
Keenam, Maju dan tidaknya suatu pemerintahan tergantung pada kerjasama seluruh komponen, selama ini Jawa Timur mengalami kemajuan ya karena ditoto bareng-bareng… sehingga pemerintah harus mengajak semua kelompok untuk bersatu, supaya langkahnya mudah pemerintah musti bergandengan dengan NU.
“Semoga kita semua bisa istiqomah dalam beribadah, diberi kekuatan dalam menjalankan amanah dan dipertemukan dengan romadloan dan idul fithri tahun depan”, ucap Gus Ipul diakhir sambutannya./mfm/
Komentar Terbaru