Tulungagung—Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Tulungagung kembali menggelar Mujahadah Qasidah Burdah dan Sholawat Nariyah sebagai bentuk ikhtiar spiritual bersama untuk keselamatan bangsa, kesehatan para pemimpin, kesejahteraan rakyat serta kemajuan Indonesia. Acara ini resmi dimulai pada Senin, 2 September 2025, pukul 19.00 WIB hingga selesai, dan akan berlangsung selama tujuh hari berturut-turut secara virtual sehingga dapat diikuti oleh seluruh kader di berbagai wilayah.

Kegiatan mujahadah ini diikuti oleh jajaran pembina Fatayat NU Tulungagung, yakni Ibu Khusnul Khotimah dan Ibu Nihayatus Sholihah, para pengurus PC Fatayat NU periode sebelumnya, serta seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU se-Kabupaten Tulungagung. Acara dipandu langsung oleh Ketua PC Fatayat NU Tulungagung, sementara pembacaan Sholawat Nariyah dan Qasidah Burdah dipimpin oleh Bapak Eko Utomo.

Pesan Ketua PC Fatayat NU Tulungagung

Dalam sambutannya, Ketua PC Fatayat NU Tulungagung Hj. Alik Mudrikah, M.Pd menyampaikan pesan penting kepada seluruh kader agar tetap tenang dan bijak menyikapi dinamika yang berkembang di masyarakat. Menurutnya, doa bersama ini merupakan wujud nyata peran perempuan NU dalam menjaga ketenangan batin sekaligus memperkuat semangat kebangsaan.

“Melalui mujahadah ini, kita memohon perlindungan Allah SWT bagi bangsa, pemimpin, dan organisasi kita. Di tengah banyaknya isu yang beredar, saya mengajak seluruh kader Fatayat NU untuk tidak mudah terprovokasi. Demokrasi adalah wadah aspirasi rakyat, dan kita perlu menjaganya bersama agar bangsa ini tetap damai dan maju,” tegas Ketua PC Fatayat NU Tulungagung.

Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya sikap dewasa dalam menyikapi berbagai peristiwa nasional. Fatayat NU, sebagai organisasi perempuan muda Nahdlatul Ulama, diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga kedamaian serta memupuk semangat persatuan di tengah masyarakat.

Dukungan Penuh Pembina Fatayat NU

Sementara itu, Ibu Khusnul Khotimah dan Ibu Nihayatus Sholihah selaku pembina PC Fatayat NU Tulungagung menyampaikan apresiasi dan dukungan penuhnya terhadap pelaksanaan mujahadah ini. Menurut mereka, doa bersama bukan hanya tradisi, tetapi juga kekuatan spiritual yang sangat dibutuhkan bangsa di tengah berbagai tantangan.

“Kekuatan batin seperti ini harus terus dijaga agar perjuangan Fatayat NU senantiasa mendapat ridha Allah SWT. Dengan lantunan doa dan sholawat, kita berharap ada keberkahan dan keselamatan yang menyertai bangsa Indonesia,” ujar salah satu pembina dalam sambutannya.

Kehadiran para pembina memberikan motivasi tersendiri bagi seluruh kader, terutama dalam menjaga kekompakan dan konsistensi menjalankan kegiatan keagamaan yang menjadi ciri khas organisasi perempuan NU ini.

Menguatkan Ukhuwah dan Spiritualitas

Pelaksanaan Mujahadah Qasidah Burdah dan Sholawat Nariyah selama tujuh hari berturut-turut ini diharapkan mampu mempererat ukhuwah di antara kader Fatayat NU, memperkuat spiritualitas, sekaligus menjadi sarana memohon keberkahan bagi bangsa dan negara.

Kegiatan dengan metode virtual yang digunakan, memungkinkan partisipasi luas dari seluruh PAC di Kabupaten Tulungagung. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan syiar agama sekaligus menjaga kebersamaan meski dalam jarak yang berbeda.

Selain sebagai wadah spiritual, mujahadah ini juga menjadi momentum penting untuk memperteguh komitmen kader Fatayat NU dalam menghadapi arus informasi yang sering kali memecah belah masyarakat. Doa bersama menjadi sarana introspeksi diri sekaligus penguatan moral untuk selalu berpihak pada kedamaian dan kemaslahatan umat.

Kesatuan sebagai Tonggak Utama Perjuangan

Rangkaian doa yang dipanjatkan melalui Qasidah Burdah dan Sholawat Nariyah tidak hanya ditujukan bagi keselamatan bangsa, tetapi juga untuk kesehatan para pemimpin agar senantiasa diberi kebijaksanaan dalam menjalankan amanah. Fatayat NU berharap, dengan kekuatan doa kolektif yang dilakukan secara konsisten selama tujuh hari, Indonesia dapat terhindar dari perpecahan dan senantiasa diberkahi keamanan serta kemajuan.

Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen Fatayat NU Tulungagung dalam menjalankan peran sosial-keagamaan yang tidak hanya terbatas pada aspek organisatoris, tetapi juga pada aspek spiritual. Mujahadah bersama ini diharapkan menjadi energi positif bagi seluruh kader dan masyarakat luas untuk terus berkontribusi dalam menjaga kedamaian, menguatkan demokrasi, serta membangun bangsa yang lebih baik.(*)

 

Pewarta: Dian (LTN PCNU Tulungagung)

Editor: M.N. Ibad