Penulis: PCNU Tulungagung

Penggunaan Metode Takhrij Hadits Bi Al-Kitab

Hadis adalah sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an. Saat ini banyak sekali hadis palsu (maudhu’) yang tersebar di masyarakat kita. Bahkan tidak jarang ditemukan ada seorang yang dengan sengaja mengambil salah satu hadis kemudian disampaikan kepada orang lain dimana orang tersebut pun kurang mengetahui kualitas hadis tersebut apakah shahih, hasan, dhaif atau maudhu’. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut diperlukan adanya penelusuran hadis atau Takhrij Hadis. Takhrij Hadis adalah suatu bentuk usaha menemukan hadis pada sumber kitab yang asli baik dari segi sanad maupun matan secara lengkap serta mengetahui kualitas hadis tersebut. Secara umum tujuan Takhrij Hadis adalah...

Read More

Penerapan Wudhu Berdasarkan Kitab Hadits Shahih Bukhari Karya Imam Al-Bukhari Bab Wudhu

Wudhu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang Muslim sebelum melakukan ibadah seperti shalat, thawaf, dan membaca al-Qur’an. Berwudhu menjadi penentu sah tidaknya ibadah seorang Muslim. Oleh karena itu, setiap Muslim harus mengetahui cara berwudhu yang benar karena selain sebagai penentu sah tidaknya ibadah, juga sebagai alternatif membersihkan tubuh dari hadas kecil. Pentingnya berwudhu telah ditegaskan dalam sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Shahih Bukhari no. hadis 135. Hadis tersebut menegaskan bahwa tidak diterima shalat seorang Muslim jika dalam keadaan tidak berwudhu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda: لا تقبل صلاة من أحدث حتي يتوضأ...

Read More

Golongan yang Terjaga dari Pertanyaan Kubur

فاىٔدة: ممن حُفظ من سؤالِ القبرِ عمرُ بن الخطابِ وإمامُ الحرَمين وهارونُ الرشيدُ وشهيدُ المعركةِ والمرابطُ والميتُ بداءِ البطنِ والميتُ ليلةَ الجمعةِ أو يومها والمطعونُ ومن قرأ سورةَ تبارك كلَّ ليلةٍ في الغالبِ عند إرادةِ النومِ أو قبلَ ذلك. Faedah: Diantara orang yang terjaga dari pertanyaan kubur adalah sahabat Umar bin al-Khaththab, Imam al-Haramain (Abu al-Ma’ali ‘Abd. al-Malik bin ‘Abdillah bin Yusuf bin Muhammad al-Juwaini al-Naisaburi, 419-478 H/ 1028-1085 M), Khalifah Harun al-Rasyid (Abu Ja’far Harun bin Muhammad al-Mahdi al-Hasyimi al-Qurasyi, 149-193 H/ 766-809 M), orang yang mati syahid dalam peperangan, penjaga benteng pertahanan (dalam peperangan), orang yang meninggal...

Read More

Tahapan-tahapan Turunnya Wahyu Al Qur’an

Wahyu al-Qur’an diturunkan dalam dua bentuk, yaitu sekaligus dan bertahap. Penurunan yang bentuknya sekaligus terjadi saat al-Qur’an diletakkan Allah SWT ke Lauh Mahfuzh. Surat Al-Buruj ayat 21-22 بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ 21 فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ 22 “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh”. Kemudian, dari Lauh Mahfuzh, Allah SWT mengirimkannya ke Baitul Izzah juga dengan bentuk sekaligus. Surat al-Qadr ayat 1: إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” Ayat di atas dalam tafsir al Qurtubi disebutkan bahwa Al Mawardi bercerita, bahwa Ibnu ‘abbas berkata :...

Read More

Sejarah Sholat Ashar dan Maghrib

وأولُ من صلَّی العصرَ يونسُ عليه السلامُ حين أخرَجَه اللهُ من بطنِ الحُوتِ، وهو مثلُ فرخ الطيرِ الذي لا ريشَ فيه. وقد كان في أربعِ ظلماتٍ؛ ظُلمةِ الحشاءِ وظلمةِ الماءِ وظلمةِ الليلِ وظلمةٍ في بطنِ الحوتِ. وكان خروجُه وقتَ العصرِ فصلَّی أربعَ ركعاتٍ شكرًا للّٰهِ تعالی علی خلاصِه من تلك الظلماتِ الأربعِ. وأولُ من صلَّی المغربَ عيسی عليه السلامُ حين خرَج من بين قومِه وهو حين غروبِ الشمسِ فصلَّی ثلاثَ ركعاتٍ، ركعةً لِنَفيِ الألُوهيَّةِ من غيرِ اللهِ تعالی، وركعةً ثانية لنفيِ التُّهْمةِ عن أُمِّه من قذفِ قومِه ، وركعةً لإثباتِ التأثيرِ والألُوهيةِ للهِ وحدَه، ولهذا تجتمع الركعتانِ الأُوْلَتانِ وتنفردُ...

Read More