Malik bin Dinar dalam Memerangi Hawa Nafsunya
Telah lama sampai bertahun tahun mulut Malik bin dinar tidak dilewati makanan yang manis maupun yang asam. Setiap malam ia pergi ke tukang roti dan membeli dua potong roti untuk berbuka puasa. Kadang-kadang roti yang dibelinya itu masih terasa hangat, dan ini menghibur hatinya dan dianggapnya sebagai perangsang selera. Pada suatu hari Malik jatuh sakit dan ia sangat ingin makan daging. Sepuluh hari lamanya keinginan itu dapat dikekangnya. Ketika ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi, maka pergilah ia ke toko makanan untuk membeli dua tiga potong kaki domba dan menyembunyikan kaki domba itu di lengan bajunya. Si pemilik...
Read More
Komentar Terbaru